KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang membahas tantang
“Perkembangan kampus STIE Bina Bangsa menuju world class university” ini dengan
lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas Bahasa
Indonesia.
Makalah
ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari
infomasi lingkungan kampus STIE Bina Bangsa dan web resmi STIE Bina Bangsa. Tak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Bahasa
Indonesia atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini.
Penulis
harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam
hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai sejarah perkembangan kampus STIE
Bina Bangsa yang penulis dan mahasisa/I banggakan tentunya. Memang makalah ini
masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik
Serang, 15 September 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang.
Belakangan
ini, kampus-kampus negeri maupun swasta berupaya untuk menjadi universitas
kelas dunia atau world class university (WCU). Bahkan dapat
dikatakan semua kampus di Indonesia telah berorientasi untuk menjadi
universitas kelas dunia. Kehebohan tersebut makin menjadi-jadi ketika
pemerintah telah mengalokasikan anggaran bagi kampus-kampus tertentu agar
mereka dapat segera menjadi universitas kelas dunia.
Dalam
berbagai kesempatan, pihak yang pro dengan kampus kelas dunia, baik dari
Mendiknas, terutama Ditjend Dikti, maupun pihak perguruan tinggi, argumen yang
mengemuka sebagai tujuan dari perlunya kampus-kampus untuk menjadi berkelas
dunia pada umumnya adalah: menjadi universitas kelas dunia yang dapat bersaing
dengan kampus-kampus kelas dunia dan sekaligus dapat menghasilkan lulusan yang
juga dapat bersaing dengan lulusan dari negara-negara maju di dunia
internasional.
Argumen-argumen
tersebut muncul pada dasarnya karena memang melihat beberapa kenyataan mutakhir
akibat dari globalisasi dalam berbagai hal dan sendi kehidupan
manusia. Pertama, globalisasi dalam bidang ekonomi yang mewujud dalam
praktik ekonomi pasar bebas. Kedua, globalisasi dalam bidang budaya yang
mewujud dalam bentuk masuknya budaya asing ke Indonesia. Ketiga,
globalisasi tenaga kerja sebagai akibat dari praktik ekonomi pasar
bebas. Keempat, globalisasi bidang pendidikan dengan adanya pendirian
lembaga pendidikan di banyak negara berkembang dan beasiswa antar-negara.
1.2 Tujuan penyusunan makalah.
1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Bahasa Indonesia.
2. Pengertian dan cara suatu Perguruan
Tinggi Menuju “World Class University”.
3. Untuk melihat perbandingan antara
Universitas Gajah Mada dengan STIE Bina
Bangsa.
4. Kritik dan saran agar STIE Bina
Bangsa mampu menjadi salah satu Perguruan Tinggi menuju “World Class
University”.
1.3 Manfaat penyusunan makalah.
Mahasiswa dapat menambah pengetahuan
tentang bagaimana syarat STIE Bina Bangsa
menuju world class university,
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
STIE Bina Bangsa.
Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Bina Bangsa Banten, didirikan pada tahun 2006, dengan ijin status SK. Mendiknas ri No. 124/D/O/2006 ; Jo. SK.
Mendiknas ri No. 08/D/O/2008, dengan tujuan menyiapkan dan membentuk peserta didik menjadi Sarjana (S-1) yang
memiliki kemampuan Intelektual, Leadhership, Entrepreneurship, Interpersonal
dan Personal Power Improvement. STIE
Bina Bangsa senantiasa melakukan continous
quality improvement, dalam rangka mempersiapkan generasi bangsa untuk
menghadapi tantangan, tuntutan dan peluang kerja serta wirausaha pada era
perdagangan bebas yang penuh kompetisi ini, semua program studi telah
memperoleh status TERAKREDITASI dari
Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi (BAN-PT) No. 023/BAN-PT/Ak-XIII/S1/x/2010 & No.
048/BAN-PT/Ak-XIII/S1/II/2011. kampus lama berlokasi disalah satu ruko
wilayah Highland park kota serang baru lalu pada tahun 2011 kampus STIE Bina
Bangsa resmi berdiri dan berada di lokasi Jalan Raya Serang -
Jakarta, KM, 03 NO 1 B (Pakupatan) serang.
2.1.1
Sarana dan fasilitas kampus STIE Bina Bangsa.
Ditinjau dari sarana dan fasilitas
kampus STIE Bina Bangsa sangat memadai layaknya perguruan tinggi yang lain,
antara lain Parkir sangat luas, lapangan futsal
tersedia, sarana ibadah, ruang kuliah full AC, laboratorium komputer, Internet
Hotspot Area ( wi-fi ), kantin, perpustakaan, website resmi kampus,
smartcampus, infocus projector, ruang serbaguna, dan ruang UKM. Dengan total 3
gedung perkuliahan dengan tiga lantai membuat STIE Bina Bangsa menjadi
perguruan tinggi yang layak dimata masyarakat.
2.1.2 Program studi STIE Bina Bangsa.
Mahasiswa
yang telah menyelesaikan pendidikan dan dinyatakan lulus, secara resmi berhak menyandanggelar akademis Sarjana
Ekonomi (S.E), serta dapat melanjutkan kejenjang pendidikan strata-2
(Magister).
2.1.3
Program Studi S-1 Manajemen.
Dirancang
untuk mencetak calon manajer professional, wirausahawan yang handal dan ilmuan
yang kompeten dibidang manajemen yang dibekali dengan landasan nilai-nilai
kebangsaan. Program studi ini menawarkan 5 konsentrasi studi :
1. Manajemen
Sumber Daya Manusia.
2. Manajemen
Pemasaran.
3. Manajemen
Keuangan dan Perbankan.
4. Manajemen
Operasi dan Produksi.
5. Manajemen
Sistem Informasi/Informatika.
2.1.4
Program Studi S-1 Akuntansi.
Dirancang untuk menjadi akuntan
professional yang memiliki intregitas moral dan professional yang tinggi,
memiliki kemampuan konseptual, memiliki kompetensi keilmuan, memiliki wawasan
bisnis yang luas, memiliki etika bisnis yang baik, maupun berkomunikasi yang
baik, dan mempunyai motivasi yang kuat untuk melanjutkan pendidikan yang lebih
tinggi atau berkaries secara mandiri. Program studi ini menawarkan 4
konsentrasi :
1. Akuntansi
Sektor Publik.
2. Akuntansi
Perpajakan.
3. Akuntansi
Syariah.
4. Akuntansi
Manajemen.
2.2 Definisi “World Class
University”.
Sekarang
mari kita perluas cakrawala pengetahuan dan pemahaman kita mengenai apa yang
dimaksud denganworld class university atau universitas kelas dunia
tersebut. Berikut akan dikemukakan beberapa pendapat yang beredar luas di
publik luas, terutama dari kalangan yang relatif sepakat dengan gagasan
universitas kelas dunia. Terdapat tiga pendapat mengenai definisi World Class
University, diantaranya :
1. Mendiknas
Bambang Sudibyo (kabinet 2004-2009) menyatakan:
Jika
UI memiliki 150 program studi misalnya, apabila lebih dari 40 persen program
studi sudah berkelas internasional, maka perguruan tinggi itu layak
disebut World Class University. Kompetisi, lanjut dia (Mendiknas),
akan menentukan apakah perguruan tinggi negeri (PTN) atau perguruan tinggi swasta
(PTS) tersebut layak atau tidak. Pernyataan Bambang Sudibyo tersebut juga
tidak terlalu jelas menyatakan apa yang disebut sebagai kampus berkelas
internasional. Namun secara implisit ia menyatakan bahwa pengertian berkualitas
atau tidak dari sebuah kampus harus dilihat dari hasil kompetisi antara satu
kampus dengan kampus lainnya. Alur logika yang digunakan Bambang Sudibyo dapat
ditebak, bahwa kampus berkelas internasional adalah yang memiliki peringkat
bagus dalam kompetisi tersebut, dan kompetisi yang dimaksud tiada lain adalah
kompetisi internasional.
2. Wakil
Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB, Prof. Yonny Koesmaryono
menyatakan :
Agar
50 universitas unggulan di Indonesia masuk world class university, maka
mereka harus berlomba mendapat pengakuan internasional melalui akreditas
internasional. “Pengakuan internasional terhadap sebuah universitas akan sangat
berdampak positif pada kinerja setiap unit yang harus selalu prima,” jelasnya.
Pernyataan tersebut juga mengindikasikan perlunya kampus masuk dalam percaturan
global dan kemudian dinilai untuk mendapatkan pengakuan lembaga internasional.
3. Secara
lebih teknis Kusmastanto (2007) mengemukakan :
Beberapa
kriteria world class university, di antaranya adalah 40 persen tenaga
pendidik bergelar Ph.D, publikasi internasional 2 paper per staf per tahun,
jumlah mahasiswa pascasarjana 40 persen dari total populasi mahasiswa
(student body), anggaran riset minimal US$ 1300 per staf per tahun,
jumlah mahasiswa asing lebih dari 20 persen, dan Information Communication
Technology (ICT) 10 KB per mahasiswa. Kriteria yang dikemukakan oleh
Kusmastanto tersebut juga relatif cenderung sepakat untuk memasukkan
unsur-unsur yang berbau internasional agar dapat disebut sebagai berkelas
internasional, misalnya publikasi internasional dan mahasiswa asing.[1]
2.3 Suatu cara sebuah perguruan
tinggi menuju universitas kelas dunia.
1. Bekerja
sama dengan perguruan-perguruan tinggi luar negeri yang kredibel.
2. Mahasiswa
asing yang menjadi mahasiswa di perguruan tinggi tersebut.
3. Tenaga
pengajar atau Dosen dengan gelar S3 atau Doctor.
4. Jaringan
IT yang lebih baik lagi.
5. Peningkatan
fasilitas dan sarana kampus.
6. Peningkatan
mutu pendidikan.
7. Prestasi
go international.
2.4 Universitas Gadjah Mada.
Universitas Gadjah
Mada atau biasa disingkat dengan UGM,
nama ini diambil dari nama seorang patih Kerajaan Majapahit yang tersohor di
tanah jawa yang bernama Gadjah Mada. Universitas Gadjah Mada secara resmi didirikan pada bulan
Desember tanggal 19 tahun 1949. Kurang lebih 4 tahun setelah Indonesia merdeka,
dan merupakan Universitas tertua di Indonesia. UGM pada awalnya terdiri dari 6
Fakultas. sekarang memiliki 18 Fakultas, satu sekolah Pascasarjana (S-2 dan
S-3), dan satu Sekolah Vokasi (2013).
2.4.1 Enam fakultas
pertama Universitas Gadjah Mada.
1.
Fakultas Teknik (di dalamnya termasuk Akademi Ilmu Ukur dan
Akademi Pendidikan Guru Bagian Ilmu Alam dan Ilmu Pasti);
2.
Fakultas Kedokteran, yang di dalamnya termasuk bagian Farmasi,
bagian Kedokteran Gigi dan Akademi Pendidikan Guru bagian Kimia dan limu Hayat;
3.
Fakultas Pertanian di dalamya ada Akademi Pertanian dan Kehutanan;
4.
Fakultas Kedokteran Hewan;
5.
Fakultas Hukum, yang di dalamnya termasuk Akademi Keahlian Hukum,
Keahlian Ekonomi dan Notariat, Akademi Ilmu Politik dan Akademi Pendidikan Guru
Bagian Tatanegara, Ekonomi dan Sosiologi;
6.
Fakultas Sastra dan Filsafat, yang di dalamnya termasuk Akademi
Pendidikan Guru bagian Sastra.[2]
2.4.2 Fasilitas dan
sarana Universitas Gadjah Mada.
Sebagai
salah satu universitas terkemuka di Indonesia, UGM memiliki segudang sarana dan
fasilitas yang sangat lengkap. Berikut yang diperoleh dari situs resmi
Universitas Gadjah Mada :
1.
Perpustakaan.
Saat
ini perpustakaan UGM terdapat di 18 fakultas dan 24 perpustakaan lain
di lingkup universitas berada di bawah koordinasi UPT Perpustakaan.
Perpustakaan merupakan unit pelaksana teknis Universitas Gadjah Mada yang
berfungsi memberikan layanan informasi kepada mahasiswa, dosen dan karyawan
universitas dalam menjalankan tugas-tugas Tri Dharma
Perguruan Tinggi yang mencakup pendidikan,penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat
1. Penjamin
Mutu.
Pembentukan
kantor Jaminan Mutu Universitas Gadjah Mada (selanjutnya disingkat KJM-UGM)
diawali dengan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan peningkatan mutu
pembelajaran, antara lain Teaching Improvement
Workshop (TIW) 2001 Fakultas Teknik, Akta-5, Applied
Aproach, dan PEKERTI. Selain itu, UGM sebagai anggota aktif dalam ASEAN
University Network on Higher Education for Quality
Assurance (AUN-QA) 1999-sekarang, pengalaman kerjasama antara AUN-QA
danEuropean Community dalam AUN Program, serta Quality for
Undergraduate Education Project(QUE-Project, 1998-2005). Pengalaman tersebut
melahirkan Kantor Jaminan Mutu (KJM) pada tahun 2001. Saat ini KJM tidak hanya
melaksanakan perencanaan, melaksanakan sistem penjaminan mutu dan monitoring
bidang pendidikan saja namun juga dipercaya mengawal penjaminan mutu bidang
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
2.
Pengembangan Pendidikan.
Pusat
Pengembangan Pendidikan (P3) UGM adalah unit kerja yang bertugas memfasilitasi,
memungkinkan dan memberdayakan peningkatan kualitas pembelajaran di UGM. Sejak
tahun 2006 P3 mengembangkan pembelajaran berbasis Student Centered Learning
(SCL) yang dilaksanakan oleh fakultas, individu dosen, dan/atau team teaching,
SCL ini menempatkan mahasiswa sebagai subjek dan dosen sebagai fasilitator.
Mulai tahun 2007 dikembangkan SCL-Plus yang diberi nama STAR (Student Teacher
Aesthetic Role-sharing). STAR adalah program pembelajaran unggulan UGM.
3. Sumber
daya dan sumber informasi.
UGM
melalui Pusat Sistem dan Sumber Daya Informasi (PSDI) melakukan
standardisasi peralatan Teknologi informasi dan komunikasi,
pengoperasian, pemeliharaan jaringan, dan penyediaan akses berkecepatan tinggi
ke jaringan lokal dan global. Seluruh area kampus dilengkapi dengan hotspot
yang memanjakan sivitas akademika untuk mengakses
sumber-sumber internet secara nirkabel. PSDI juga
menyediakan free email dan webhosting bagi seluruh warga UGM.
4. Penerbitan.
Gadjah
Mada University Press adalah sebuah kantorpenerbitan akademis
milik Universitas Gadjah Mada. Gama Press telah menerbitkan buku-buku
untuk kepentingan akademis, pendidikan dan kebudayaan sejak Juni 1971. Sampai
Tahun 2009, Gama Press telah menerbitkan sekitar 950 judul buku.
5. Arsip
Universitas.
Arsip
Universitas Gadjah Mada didirikan pada tanggal 11 September 2004 oleh rektor
UGM Prof.Dr.Sofian Effendi bersama Kepala ANRI Drs. Djoko Utomo, MA. Dengan
visi menjadi pusat pengembangan dan layanan informasi kearsipan dalam menunjang
universitas riset kelas dunia dan bertata kelola baik, Arsip UGM selalu
meningkatkan layanan pengelolaan arsip sesuai dengan perkembangan
teknologi.Pada tahun 2007 dan 2011 Arsip UGM dinobatkan sebagai Pemenang
Pertama dalam Kompetisi Unit Pengelola Kearsipan di lingkungan Kementrian
Pendidikan Nasional.
6. Rumah
Sakit.
Sebagai
universitas riset berkelas dunia, Universitas Gadjah Mada senantiasa berusaha
meningkatkan fasilitas pendidikan. Untuk meningkatkan mutu lulusan
bidang profesi kedokteran dan kesehatan Unversitas Gadjah Mada mendirikan Rumah
Sakit Akademik (RS Akademik). Pendirian RS Akademik ini juga untuk mengikuti perkembangan
pelayanan rumah sakit di dunia yang mengarah kepada pelayanan terpadu,
multiprofessional dan komprehensif.[3]
2.5 Perbandingan STIE Bina Bangsa
dengan Universitas Gadjah Mada.
1.
STIE Bina bangsa belum merupakan
sebuah Universitas, karena syarat menjadi Universitas memiliki lebih dari dua
fakultas, sedangkan STIE Bina Bangsa hanya memiliki satu fakultas yaitu
fakultas ekonomi.
2.
Mayoritas mahasiswa STIE Bina Bangsa
merupakan masyarakat lokal satu provinsi yang terdiri dari masyarakat asli dan
masyarakat merantau, sedangkan UGM mayoritas memiliki mahasiswa dari luar kota
bahkan sebagian mahasiswanya berasal dari luar negeri.
3.
Kurangnya sarana dan fasilitas STIE
Bina Bangsa yang berbeda jauh dengan UGM.
4.
STIE Bina Bangsa memiliki sistem
akselerasi semester sedangkan UGM tidak.
5.
Biaya perkuliahan STIE Bina Bangsa
terjangkau dan bisa dicicil, berbeda jauh dengan UGM dengan biaya yang begitu
sangat mahal. Wajar mahasiswa UGM mayoritas mahasiswa yang berasal dari
keluarga yang mampu. Hal berdampak pula pada tingkat fasilitas dan sarana di
masing-masing perguruan tinggi tersebut.
6.
Prestasi STIE Bina Bangsa belum Go
International, sedangkan UGM memiliki segudang prestasi yang mumpuni dan Go
International.
7.
Tidak adanya kelas regular khusus
karyawan di UGM, sedangkan STIE Bina Bangsa ada.
2.6 Kritik dan saran agar STIE Bina
Bangsa mampu menuju World Class University.
1.
Menuju Universitas Bina Bangsa
2.
Memperbanyak aspek pendidikan
terutama memperbanyak fakultas yang ada di STIE Bina Bangsa.
3.
Lebih fokus pada fasilitas dan
sarana penunjang pendidikan seperti teknologi IT dan sarana umum pada gedung
dan ruang kelas.
4.
Merekrut tenaga pengajar atau dosen
yang lebih banyak dan lebih professional terutama untuk graduation doctor S-3.
5.
Meniadakan akselerasi pendidikan
karena lebih merugikan pihak mahsiswa dalam aspek psikologis dan ekonominya.
6.
Melakukan perubahan akreditasi.
7.
Lebih meningkatkan pada pelayanan
administrasi agar tidak terjadi antrian panjang.
8.
Menyelenggarakan kegiatan yang bisa
menunjang prestasi baik di internal maupun eksternal kampus dan lebih baik lagi
go international.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan.
Dilihat dari sudut
pandang berbagai aspek dua perguruan tinggi tersebut, STIE Bina Bangsa belum
dikatakan sebagai salah satu perguruan tinggi yang menuju world class
university, karena syarat untuk menuju tujuan tersebut adalah kembali kepada sistem
pembelajaran perguruan tinggi tersebut terutama individual mahasiswanya dalam
hal keaktifan dalam kegiatan belajar. Tenaga kerja yang lebih profesional lagi
dalam mengajar.
3.2 Saran.
Saran penulis
agar STIE Bina Bangsa mampu menuju tujuan tersebut adalah lebih memperluas
aspek pendidikan, jumlah dosen bertaraf S-3, sarana , fasilitas dan jumlah
mahasiswa tentunya.
Semoga STIE Bina Bangsa mampu menuju world class university seperti perguruan
tinggi lainnya.
[1] Sebuah
Studi-Analisis: Mempertanyakan Orientasi World Class University, http://ardianumam.web.ugm.ac.id/?p=224
[2] Infokampusonline, sejarah singkat universitas gadjah mada, http://infokampusonline.com/sejarah-singkat-universitas-gadjah-mada-atau-ugm.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar